Kamis, 24 November 2016

Kamu



KAMU

Mendeskripsikan tentangmu itu sangat menyenangkan, kenapa aku bilang begitu? Karena setiap aku menuangkannya dalam sebuah tulisan aku pasti membayangkanmu terlebih dahulu. Kamu tinggi, kurus, berambut ikal dan memiliki senyum yang menawan. Tutur katamu dan perilakumu lah yang menarik rasa ini. Aku tidak pernah meminta untuk menjatuhkan hati dan pilihanku kepadamu. Namun mungkin karena hatiku yang terlalu mudah untuk ditaklukan hanya dengan sebuah obrolan singkat yang mungkin bagimu itu tidak berkesan apa-apa. Tapi entah kenapa tiba-tiba semua itu hadir dengan sendirinya. Kalau aku bisa meminta biarlah rasa ini tetap tumbuh dan terjaga, aku tidak memintamu untuk bersama-sama denganku. Aku hanya meminta kita tetap seperti ini, sebagai teman, sebagai rekan kerja, sebagai senior dan junior. Aku tidak mau menunjukkan apa yang aku rasakan. Aku terlalu pemalu, aku ingin seperti dia, mereka yang dengan gampangnya mengajakmu berbicara tanpa pernah terbebani sedikitpun, mungkin itu yang membedakan ketika sesorang mempunya rasa sayang tersendiri dia akan canggung untuk berdekatan. Tapi anehnya, aku malu namun aku ingin. Aku malu untuk bertegur denganmu dulu namun aku ingin selalu terlihat dalam pandanganmu. Suatu ketika kesempatan muncul akhir-akhir ini. Aku mencoba peruntungan itu, supaya apa? Supaya aku bisa terus berkomunikasi. Setidaknya hanya ber hai- hai pun aku sudah puas. Sekedar mengulas senyum pun aku sudah gembira. Rasa yang aku miliki memang sederhana, aku mampu menyimpannya sendiri. Hanya dengan curhatan dalam sebuah tulisan aku sudah lega, aku sudah menceritakannya kepadamu, benda yang mampu menampung semua yang aku ingin ceritakan. Aku tidak butuh sahabat untuk berbagi masalah ini. Cukup dengan ini.

#Prisse

Tidak ada komentar:

Posting Komentar